Senin, 22 Agustus 2022

TALAS SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI POTENSIAL PENGGANTI GANDUM

Tepung talas sebagai solusi kebutuhan impor gandum yang semakin tinggi

Impor gandum Indonesia tercatat tinggi karena konsumsi makanan berbasis terigu, seperti mie instan tinggi, yaitu kedua di dunia. Beberapa negara seperti India, Kazakhstan, Serbia, serta Ukraina sudah menutup keran ekspor gandum untuk mengamankan pasokan pangan didalam negerinya. Hal tersebut membuat pasokan gandum di pasar global menjadi semakin terbatas dan bisa memicu lonjakan harga gandum. India juga mengeluarkan kebijakan larangan ekspor gandum yang dilakukannya untuk mengendalikan lonjakan harga gandum di dalam negeri. Padahal India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah Tiongkok. 

Indonesia adalah salah satu negara yang harus melakukan impor gandum untuk mencukupi kebutuhan gandum domestik. Indonesia mengimpor gandum sebesar 11,7 juta ton atau setara USD3,45 miliar setiap tahunnya. Angka impor gandum tersebut naik 31,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Permasalahannya adalah, apakah ketersediaan gandum untuk kebutuhan bangsa indonesia tercukupi dan sampai sejauh manakah kemampuan daya beli masyarakat terhadap harga gandum di dalam negeri yang diperkirakan akan melejit.


Talas merupakan salah satu alternatif makanan pokok karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kandungan karbohidrat umbi talas sebesar 23,68%, dan memiliki jumlah lemak yang rendah, sekitar 0,2%, serta punya kandungan serat yang cukup banyak hingga 5,3 gram. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan serat sampai 20,5% dalam sehari.  Sehingga Kalorinya tidak banyak dan cocok sebagai makanan untuk diet.

Sebagai program diversifikasi pangan, talas merupakan salah satu tanaman sumber penghasil karbohidrat non beras dari golongan umbi-umbian selain ubi kayu dan ubi jalar dengan peranan cukup penting untuk penganekaragaman pangan. Di negara-negara lain seperti di Jepang dan New Zealand, talas telah dimanfaatkan untuk bahan baku produk berbasis karbohidrat seperti roti, kue-kue, makanan bayi atau produk-produk ekstrusi. Talas memiliki sifat-sifat fungsional pendukung keberhasilan aplikasinya pada suatu produk pangan.  

Tepung talas merupakan salah satu proses allemalif produk setengah jadi yang dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis. Prosedur pembuatan tepung sangat beragam, dibedakan berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan. Proses pembuatan tepung talas sederhana dan mudah sehingga dapat dipraktekkan dalam skala rumah tangga. Kapasitas absorpsi airnya yang tinggi, maka tepung ini sangat potensial digunakan untuk mempertahankan flavor, memperbaiki palatabilitas dan memperpanjang umur simpan produk olahan daging, maupun produk-produk lainnya seperti whipped toppings, sosis, chiffon, deserts, brownies, angel cake, cookies, mie dan sponge cake. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TARO AS A POTENTIAL SUBSTITUTION INGREDIENT FOR WHEAT

  Taro flour as a solution to the growing demand for wheat imports      Indonesia's wheat imports are recorded to be high due to the hi...